Hikmah Pembiasaan Ibadah pada Anak di Sekolah
Jam menunjukkan pukul 12.00. Demi mendengar suara adzan yang terdengar dari pengeras suara, anak-anak PAUD USAMAH terlihat segera mempercepat makan siang mereka. Setelah selesai merapikan kelas yang digunakan untuk makan siang bersama, beberapa anak bahkan terlihat terburu-buru untuk mengambil air wudhu, takut tertinggal untuk Shalat Dzuhur berjamaah. Tanpa perintah bertubi-tubi, mereka seakan mengerti ritme kegiatan yang harus mereka lakukan, terutama pada siang hari.
Setelah selesai berwudhu, dengan ditemani oleh Ustadzah masing-masing mereka bersiap berkumpul untuk melakukan Shalat Dzuhur berjamaah. Terkadang sambil menunggu jamaah lainnya berkumpul, anak-anak mengisinya dengan murajaah dan hafalan surat-surat pendek.
Salah satu aspek perkembangan nilai agama dan moral untuk anak usia dini adalah mengenal kegiatan beribadah sehari-hari dengan tuntunan orang dewasa. Salah satu caranya, anak dapat mengenal dan melakukan tata cara shalat dengan benar. Sehingga pembiasaan Shalat Dhuha dan Dzuhur berjamaah menjadi salah satu program di PAUD USAMAH.
Pengenalan kegiatan beribadah bagi anak usia dini (AUD) bukan hanya melalui kegiatan shalat berjamaah saja. Akan tetapi, dengan berbagai pembiasaan yang mencerminkan sikap Islami pada setiap kegiatan dan keadaan. Seperti
1. Terbiasa mengucapkan dan menjawab salam
2. Mengenal adab masuk dan keluar kamar mandi
3. Membiasakan untuk makan dan minum dengan tangan kanan, serta membaca basmallah
4. Terbiasa mengucapkan kalimat Thoyyibah, dll.
Anak Usia Dini berada dalam fase meniru, karena itu faktor lingkungan sekitar menjadi peran penting dalam perkembangan mereka. Selain lingkungan keluarga, sekolah menjadi lingkungan penting kedua dalam menanamkan nilai- nilai agama dan moral pada anak.
Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah (Islam), maka kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nashrani atau Majusi.”
(HR. Bukhari&Muslim).
Jadi sudah merupakan kewajiban kita sebagai orang tua untuk mewarnai anak dengan nila-nilai keagamaan. Karena salah satu hak anak selain mendapatkan kasih sayang adalah dengan diberikan pendidikan. Dan pendidikan yang paling penting adalah pendidikan untuk mengenal Rabbnya.
Pembiasaan yang sudah ditanamkan semenjak dini, akan lebih terekam dengan baik pada diri anak. Misalkan, ketika seorang anak melihat temannya masuk kamar mandi dengan kaki kanan dan tidak berdoa, maka si anak tadi akan langsung mengingatkan, ”Masuk kamar mandinya pake kaki kiri dong!” Atau, ”Itu belum doa masuk kamar mandi!”
Maka perlu sekali diberikan pembiasaan-pembiasaan yang baik dalam rangka beribadah kepada Allah. Karena banyak sekali hikmah yang terdapat dalam pembiasaan ibadah pada anak, seperti:
Meletakkan dasar-dasar keimanan
Meletakkan dasar-dasar kepribadian atau budi pekerti yang terpuji
Meletakkan kebiasaan ibadah sesuai dengan kemampuan anak
Menanamkan sikap senang terhadap ibadah yang diamalkan
Anak memiliki perhatian besar dan peduli terhadap pemahaman dan nilai-nilai keagamaan dalam kehidupannya
Agar pembiasaan tersebut selalu membekas pada anak, maka dibutuhkan kerjasama orangtua untuk juga menerapkan pembiasaan-pembiasaan yang sudah biasa diterapkan di sekolah. Agar pendidikan anak selalu berkesinambungan. Sebaik-baik tauladan bagi anak adalah orangtua mereka sendiri. Karena bagaimanapun juga, masa kanak-kanak adalah masa paling tepat untuk menanamkan benih-benih keimanan.
Semoga anak-anak kita senantiasa akan menjadi generasi Rabbani, yang akan selalu menjadi penyejuk hati bagi para orangtua.
Semoga bermanfaat. []
Ditulis oleh: Ustadzah Qurrotul Aeni, S.Pd. (Pendidik RA Usamah)