Kenali gejalanya..
“Mas…kamu kok gak bisa diem banget sih… baru belajar 5 menit sudah mainan yang lain. Kamu maunya apa?” Gerutu sang Umi kepada putranya yang duduk di kelas 2 Sekolah Dasar. Mungkin ada beberapa Umi yang mengalami hal seperti itu. Anak aktif yang tidak betah jika diminta untuk belajar atau sekedar duduk anteng selama beberapa waktu. Anak yang aktif merupakan salah satu ciri anak yang sehat. Tapi kalau terlalu aktif, bagaimana ya?
Hiperaktif. Istilah yang mungkin sudah tidak asing didengar. Tapi apa dan siapa sebenarnya yang disebut hiperaktif itu? Istilah Hiperaktif pertama kali diperkenalkan oleh Dr. Heinrich Hoffman pada 1845. Ditinjau secara psikologis, hiperaktif adalah gangguan tingkah laku yang tidak normal, disebabkan disfungsi neurologis dengan gejala utama tidak mampu memusatkan perhatian. Hiperaktif merupakan turunan dari Attention Deficit Hiperactivity Disorder atau ADHD (Sani Budiantini Hermawan, Psi.). ADHD disebabkan oleh disfungsi genetik, sehingga ADHD dinyatakan sebagai suatu penyakit, bukan keterbelakangan mental.
Taylor (1988), ADHD sering disebut dengan hiperaktivitas yang merupakan suatu pola perilaku seseorang yang menunjukkan sikap tidak mau diam, tidak mampu menaruh perhatian, dan impulsive (semaunya sendiri). Anak-anak yang hiperaktif selalu bergerak, mereka tidak mau diam, bahkan dalam berbagai situasi, misalnya di dalam kelas di mana anak dituntut untuk bersikap tenang dengan tertib mereka malah membuat ‘keributan atau kekacauan’ yang terkadang mengganggu teman-teman yang lain. Tanda atau ciri tersebut akan mudah dikenali serta tampak nyata pada usia prasekolah dan awal sekolah (7 tahun). gangguan ini disebabkan kerusakan kecil pada sistem saraf pusat dan otak sehingga rentang konsentrasi penderita menjadi sangat pendek dan sulit dikendalikan
Adapun gejala-gejala ADHD berdasarkan Diagnostic and Statistical Manual of Disorders (DSM) edisi IV yang diterbitkan oleh American Psychiatric Association) Washington DC 1994 (Mulyono,2003):
1. Kurang mampu memperhatikan
• Sering lupa (alpa) dalam kegiatan sehari-hari.
2. Hiperaktivitas
• Sering berbicara terus menerus (cerewet).
3. Impulsive
• Sering menyela orang lain misalnya pembicaraan atau permainan.
Jika enam atau lebih dari gejala hiperaktivitas- impulsivitas berikut ini terus kelihatan selama paling sedikit enam bulan, sampai satu tingkat yang tidak bisa diterima atau tidak konsisten tingkat pertumbuhannya, maka ada kecenderungan mengarah pada hiperaktivitas. Perhatikan tumbuh kembang anak kita dan kenali gejalanya sedini mungkin. Semoga bermanfaat.
Artikel di tulis oleh Atfiyanah, S.Psi. guru BK SMP IT Usamah