Laksana Dua Sisi Mata Uang
“Di kelas 6 ini, siapa yang sudah punya facebook?” tanya Ustadzah kepada siswanya. Mayoritas siswa mengangkat tangannya. Berarti siswa di kelas tersebut hampir semuanya sudah memiliki facebook.
Facebook sebagai salah satu media sosial kini seakan menjadi kebutuhan utama bagi semua kalangan, tak terkecuali kalangan remaja. Media sosial dianggap bisa menjadi wadah untuk menyalurkan aspirasi, menujukkan eksistensi bahkan sebagai wadah curhat bagi sebagian orang.
Bukan hanya facebook,masih banyak lagi media sosial yang sekarang digandrungi oleh para remaja. Seperti Twitter, Line, Whatsapp, BBM, Instagram, Path, dan lain-lain. Media sosial dan remaja laksana dua sisi mata uang, keduanya tak bisa dipisahkan. Salah satu karakteristik remaja adalah memiliki rasa ingin tahu yang sangat tinggi. Melalui media sosial, sedikit banyak kebutuhan akan rasa ingin tahu itu dapat terpenuhi. Remaja juga memiliki kebutuhan bersosialisasi yang tinggi, tidak hanya berteman di dunia nyata, fenomena sekarang lebih banyak memiliki teman dunia maya daripada teman di dunia nyata.
Media sosial itu sendiri laksana dua sisi mata uang yang memiliki sisi positif dan negatif yang tak bisa dipisahkan. Akan selalu berdampingan. Media sosial bisa memberikan dampak positif jika kita bijak menggunakannya. Misal untuk berbagi informasi, menyambung silaturrahim dan sebagai media dakwah. Tapi media sosial juga bisa berdampak negatif apabila kita menggunakannya dengan semaunya. Tidak jarang orang yang berbuat kejahatan karena media sosial. Kasus penipuan, penculikan, pemerkosaan bahkan pembunuhan bisa terjadi karena media sosial. Bagaimana itu bisa terjadi??? Itu bisa terjadi salah satunya karena si korban itu sendiri yang memancing pelaku untuk melakukan hal demikian. Sering pamer kekayaan, upload foto-foto yang mengundang syahwat yang bisa menimbulkan orang memiliki pikiran negatif. Hal-hal seperti itu yang seharusnya bisa kita pahami dan harus kita jaga.
Remaja yang cerdas adalah remaja yang mampu mengontrol perilakunya dimana saja. Bukan hanya di dunia nyata, tapi juga harus mampu mengontrol perilaku di dunia maya. Tak jarang ditemukan remaja yang terlihat pendiam di dunai nyata, tapi berbanding terbalik ketika berada di dunia maya. Remaja yang cerdas mampu memanfaatkan teknologi yang ada untuk meningkatkan kemampuan di bidang apa saja. Yang suka menulis, bisa di share hasil tulisannya di media sosial. Yang suka membaca, bisa berbagi sinopsis kepada Netizen* supaya tertarik untuk membaca buku tersebut. Atau bahkan yang suka menghafal Al Quran bisa berbagi trik cara menghafal Al Quran dengan mudah, supaya lebih banyak lagi orang yang terinspirasi dan mau untuk menghafal Al Quran.
Gunakan media sosial sebagai ajang berbagi ilmu dan juga menjadi ladang pahala kita karena menjadi bagian dari dakwah. Bukan sebaliknya, menggunakan media sosial sebagai pintu kemurkaan Allah karena kita menggunakannya untuk hal-hal yang negatif. Wallahu a’alam bishshowab. Semoga bermanfaat.
Artikel ditulis oleh Ustadzah Atfiyanah, S.Psi. (Guru BK SMP IT Usamah)
——————————
*netizens merupakan istilah yang dibentuk dari kata Net (internet) dan Citizen (warga). Jika disatukan artinya kurang lebih ‘warga internet’ atau ‘masyarakat dunia internet’.