Peggy Ajak Masyarakat Tegal Peduli Palestina
Tegal, Senin, 21 Agustus 2017 masih dalam suasana Peringatan HUT Republik Indonesia yang ke-72, tak hanya menyisakan kebahagiaan bagi warga Indonesia. Namun, kebahagiaan dan semangat itu turut dirasakan oleh warga Tegal yang atas izin Allah telah hadir Peggy Melati Sukma dalam rangkaian Safary Dakwah bertajuk “My Hijrah, My Adventure” bertempat di Aula Masjid Al-Ukhuwwah, Jl. Pala Timur 1, Mejasem, Tegal. Kegiatan Road Show Let’s Save Palestine ini dihadiri setidaknya 170an peserta. Yang terdiri dari para Ibu dari berbagai Majelis Ta’lim orangtua siswa SIT Usamah dan masyarakat umum. Kehadiran Peggy disambut dengan sangat antusias oleh seluruh peserta.
Pada kesempatan kali ini Peggy (begitu sapaan akrabnya) hadir di Tegal atas kerjasama Yayasan Ribathul Ukhuwwah, BMT Bina Umat Mandiri (BUM) dan ACT (Aksi Cepat Tanggap).
Pada kesempatan nya untuk berbagi Kisah Inspirasi, Peggy menyampaikan tentang kisah perjalanan hidupnya hingga memutuskan untuk hijrah . Bahwa yang menjadikan beliau seperti sekarang adalah bukti Kemahabesaran Allah dan bagaimana ia menjemput hidayah itu. Bagaimana Allah memandang langkah hijrahnya. Beliau mengikhlaskan semua hal duniawi yang selama hampir 20tahun ia raih, bisnis, dunia hiburan, proyek besar, semua ia tinggalkan untuk hijrah menuju Allah. Semua hal yang diraih dengan niat mendapat dunia tidak membuatnya tenang. Dan kini sejak 3 tahun fokus berhijrah, ia konsisten pada aktivitas berbasis syiar Islam, di naungi oleh payung besar gerakannya yang disebut “Urban Syiar Project”. Dengan izin Allah, Peggy berubah dan merubah hidupnya, dan pasti dengan usaha yang tidak mudah.
Sekarang, selain mengelola berbagai gerakan dakwah Islam, ia juga menulis buku-buku berbasis Islam, dan mengabdikan diri untuk dakwah sosial di Indonesia, serta solidaritas kemanusiaan untuk dunia Islam seperti Palestina,Rohingya,Suriah.
Dalam misi-misinya tahun terakhir, Peggy sudah keliling ke ratusan kota di seluruh Indonesia dan berbagai negara di dunia. Tercatat selama 3 tahun terakhir, beliau sudah berkunjung ke 21 negara di dunia dalam Safary Dakwahnya dan 7 buku sudah di rilis dalam kurun waktu tersebut. Pada penyampaiannya tentang Palestina, beliau menuturkan kondisi yang ada di Palestina, dimana wilayah Palestina di Tepi Barat di bangun tembok raksasa yang menjadikan warga palestina terisolir dari dunia luar. Apabila terdapat warga Palestina yang berada di sekitar tembok milik Israel, dan dicurigai membahayakan maka dengan serta-merta tentara Israel langsung menembaknya, tidak pandang bulu, entah ia anak-anak atau orang dewasa. Dan yang terkini, dimana warga Palestina dilarang sholat di Masjidil Aqsa. Peggy mengajak kepada para peserta untuk bersama-sama merenungi yang terjadi pada saudara-saudara di Palestina.
Pada kesempatan yang sama, dia pun mengajak untuk mengumpulkan dana melalui Lembaga ACT, total dana terkumpul Rp. 7.893.000 + satu buah cincin. Beliau menambahkan, beliau mempunyai lembaga kemanusiaan yang dikelola oleh Urban Syiar Project, berkolaborasi dengan ACT membangun sekolah, bantuan untuk persalinan bagi 1000 ibu dan bayi, membangun pabrik pakaian yang dikelola oleh janda para syuhada di Gaza, bantuan ramadhan, bantuan kursi roda bagia anak-anak cacat dan qurban di Jalur Gaza. Mulai tahun 2016 beliau mulai masuk di Tepi Barat memberikan bantuan kesehatan yaitu untuk pasien-pasien miskin, qurban, dan program bantuan kaki dan tangan palsu untuk rakyat Palestina korban konflik dengan Militer Palestina.