Permainan Layak Anak Dari Sudut Pandang Psikologi, Agama dan Iptek

Anak membutuhkan sentuhan tangan, kulit, sentuhan rasa. Kesenangan dan kepuasan anak dalam bermain harus diutamakan. Meskipun kepuasan dan kesenagan sulit untuk didapatkan, orangtua harus mengupayakan membuat anak senang dan puas dalam bermain dengan cara memberikan variasi dalam permainan, karena variasi dalam permainan akan membuat imajinasi anak semakin berkembang. Imajinasi juga akan membuat anak lebih mempunyai ingatan yang rekat dan memiliki koordinasi mata dan gesture tubuh yang hidup.
Dalam hal permainan orangtua harus kreatif dan punya banyak alternatif permainan supaya anak tidak bosan. Tidak harus mahal, yang penting bervariasi. Ayah dan bunda dituntut lebih cerdas daripada anaknya. Seringkali orangtua memaksa anak untuk belajar, padahal yang punya kewajiban belajar adalah orangtua itu sendiri.
Sayangnya banyak orangtua yang berhenti belajar setelah menjadi orangtua. Maka yang terjadi adalah ketimpangan dimana-mana. Kita sebagai orangtua harus menyediakan alternatif permainan untuk anak. Supaya tidak ada paksaan sebagai batas dalam permainan.
Permainan hendaknya memiliki nilai kognitif. Orangtua diharapkan mampu mempelajari setiap mimik yang berbeda, dalam membacakan dongeng misalnya, supaya menghadirkan daya khayal pada anak.
Seringkali anak suka membuat rumah berantakan, dan sebagian orangtua yang tidak suka rumahnya berantakan akan membelikan games yang membuat anak diam di rumah. Sebaiknya biarkan rumah berantakan supaya ke-aktifan anak tersebut tersalurkan.
Permainan itu menariknya ketika terjadi interaksi. Ada kalanya anak bermain sendiri, ada kalanya dia harus bermain dengan teman-temannya. Dari situlah terjadi interaksi sosial yang membuat anak belajar tentang kehidupan.
Selain kriteria di atas, ada beberapa manfaat dalam bermain. Antara lain: