Tentang Aku dan Ibuku
Aku adalah miniatur Ibuku. Wajahku, mirip ibu. Bentuk fisikku, mirip ibu. Cara berjalanku, mirip ibu. Bahkan apa yang menjadi kebiasaan ibu, tanpa sadar itu juga menjadi kebiasaanku. Aku memang benar-benar mirip ibu. Tapi kenapa ya, terkadang ibu tak memahami keinginanku? Aku ingin begini, tapi ibu melarang. Aku ingin begitu, kadang ibu juga melarang. Harusnya ibu tau apa yang aku inginkan.
Mungkin teman-teman sebagai seorang anak banyak yang merasa seperti itu. Keinginan kita sering ditentang oleh orang tua, terutama ibu. Nah, sebelum kita su’uzon kepada ibu kita, ada baiknya kita tanyakan alasan kenapa ibu melarang keinginan-keinginan kita. Berbeda pendapat dengan ibu boleh-boleh saja, tetapi harus tetap berpikir positif. Karena seorang ibu pasti melakukan segala sesuatu yang terbaik untuk anak-anaknya. Lalu bagaimana caranya supaya kita tetap berpikir positif terhadap keputusan ibu kita? Cekidot….
1. Pertama, Sampaikan keinginan kita. Ibu kita tidak akan paham apa yang kita inginkan, jika kita tidak menyampaikannya dengan baik. Sampaikan dengan cara yang baik. Gak pake cara ngambek untuk mendapat perhatian ibu ya…
2. Kedua, Pahami alasan ibu kita. Jika kita sudah menyampaikan keinginan dengan baik tetapi ibu masih menolak/melarang keinginan kita, maka kita perlu menanyakan apa alasan ibu menolak keinginan kita. Pahami alasan ibu jika itu memang yang terbaik untuk kita. Ingat, jangan mengedepankan ego kita demi keinginan kita dapat terpenuhi. Apalagi sampai menentang ibu kita. Na’uzdubillah min dzaalik.
3. Ketiga, Tetap hormat dan patuh kepada ibu kita. Sepahit apapun penolakan ibu terhadap keinginan kita, sebagai anak kita harus tetap menghormati dan mematuhi ibu kita. Karena apa yang ibu kita lakukan pasti semuanya demi kebaikan kita. Terus tanamkan dalam hati bahwa ibu adalah orang yang sangat berjasa dalam kehidupan kita
4. Keempat, Terus berdoa demi kebaikan ibu dan bapak kita. Tugas dan kewajiban kita sebagai seorang anak adalah mendoakan kedua orang tua kita. Terlepas dari perbedaan pendapat antara kita dan ibu kita, kewajiban untuk mendoakan mereka tidak boleh terabaikan.
Nah… Teman-teman, sudah tau kan bagaimana caranya untuk menjaga kita tetap berpikir positif terhadap keputusan yang diambil oleh ibu kita? Yang tak kalah penting untuk diingat adalah bahwa Ibu adalah pejuang hidup kita. Beliau yang bersusah payah mengandung kita selama sembilan bulan, berjuang dengan mempertaruhkan nyawa untuk melahirkan kita, dan berjaga siang dan malam untuk merawat kita. Itulah sosok seorang ibu. Itulah jasa seorang ibu, yang tak akan pernah mampu kita balas meskipun dengan dunia dan isinya.
Terus bersyukur bahwa kita masih mempunyai seorang ibu di dunia ini. Karena banyak teman-teman kita yang mungkin saat ini sangat merindukan kasih sayang seorang ibu, namun ibu sudah tak lagi ada di sisi mereka. Jangan sia-siakan keberadaan ibu kita, karena tak ada yang tahu kapan kita akan terpisah dengannya. Kita tidak tahu kapan Allah akan memanggil ibu atau kita terlebih dahulu menghadap-Nya. Wallahua’lam Bishshawab.[]
Ditulis oleh: Atfiyanah, S.Psi. (Pengasuh Rubrik “Parenting” Buletin Usamah)